Otoritas.id | Probolinggo – Memasuki puncak musim kemarau, suhu di Kota Probolinggo terasa semakin dingin. Terutama pada malam hari. Bahkan, suhu bisa mencapai 17 hingga 20 derajat Celsius. Sementara itu di siang hari cuaca terasa cukup terik dengan tiupan angin berkisar antara 15 hingga 27 Km/jam. Kondisi ini dapat menyebabkan pohon tumbang dan berpotensi menimbulkan kebakaran.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Pemerintah Kota Probolinggo melalui BPBD Kota Probolinggo, dalam bulan Juli tahun 2024 Pusdalops PB mencatat telah terjadi Kebakaran baik yang melanda pemukiman atau lahan sebanyak 14 (empat belas) kasus. Sedangkan untuk kasus pohon tumbang yang dikarenakan faktor alam sebanyak 3 (tiga) kasus. Dalam kurun waktu 7 (tujuh) bulan ini kejadian darurat didominasi oleh Kebakaran (51), Pohon tumbang (37), Banjir/ Genangan Air (18).
Sebagaimana rilis BMKG pada bulan Juli lalu bahwasanya saat ini diprediksi seluruh wilayah Indonesia telah mengalami musim kemarau, meski ditahun 2024 ini sebagaian besar wilayah Indonesia mundur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG juga telah memprediksi puncak musim kemarau akan berlangsung pada bulan Juli dan Agustus 2024.
Meski ditengah kondisi musim kemarau, BMKG memantau dibeberapa wilayah Indonesia masih akan berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat (diatas 100 mm/hari) yang disebabkan dinamika atmosfer terkini. Salah satu faktor yang dapat mendukung adanya pertumbuhan awan hujan adalah adanya aktifitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial terpantau aktif dibeberapa wilayah Indonesia.
Di Jawa timur, sebagian wilayahnya akan terkena dampak perubahan iklim yang ditandai dengan turunnya Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/ petir dan angin kencang.
Menanggapi hal tersebut, Penjabat (Pj) Wali Kota Probolinggo Dr. Nurkholis meminta masyarakat untuk tetap tenang sembari terus meningkatkan kewaspadaan akan terjadinya perubahan cuaca yang ekstrem. Nurkholis pun meminta jajarannya untuk meningkatkan koordinasi antar stake holder yang tergabung dalam Sistem Keamanan Terpadu (Meteor).
“Masyarakat tetap tenang namun tingkatkan kewaspadaan. jangan termakan informasi HOAX. Carilah sumber terpercaya melalui laman BPBD, jika ada permasalahan di lapangan, segera hubungi call centre 112 karena kami telah menekankan ke stake holder terkait untuk selalu sigap dalam penanggulangan bencana maupun mitigasi bencana yang tergabung di Meteor.” Pungkasnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo menyatakan bahwa masyarakat ditengah kondisi musim kemarau ini dihimbau untuk tidak membakar bahan/ sampah dalam kondisi apapun. Dalam kondisi cuaca panas seperti ini api kecil dapat berpotensi membahayakan apabila tanpa penanggulangan yang tepat. Pihaknya juga telah menyiagakan personel dan peralatan untuk mendukung penanggulangan kejadian darurat di wilayah Kota Probolinggo.
“Angin yang berhembus kencang ini dapat menyebabkan pembakaran sampah merembet ke tempat lainnya. Meskipun api kecil, hal tersebut dapat berpotensi kebakaran lahan. selain itu kesigapan personil dalam penanggulangan bencana telah kami siagakan untuk menangani kejadian darurat di Kota Probolinggo,” (Septyan)